KAU BERI RASA YANG BERBEDA
KAU BERI RASA YANG BERBEDA
Sebulan kami menjalani hubungan yang seperti genangan air, begitu tenang namun mudah hancur jika dilewati kendaraan. Sekolah kami membuat kebijakan baru yaitu, “jika kedapatan siswa/I kita yang pacaran akan kita tindak tegas seperti DO”. Perkataan kepala sekolah itu membuat ku berpikir untuk putus hubungan dengan nya.
Cinta pertama kali, rasa suka yang pertama
kali tumbuh membuat diri kita sendiri seperti gunung meletus yang tidak dapat
ditahankan isi dalam perut bumi, begitulah ketika aku bertemu dengan seorang
perempuan yang mampu menggoyahkan isi hatiku, tanpa disadari aku sudah terpanah
busur cinta dari-nya. Cinta muncul tiba-tiba, namun cinta lebih sering muncul
saat kita sering berjumpa dengannya sebab ada aura berbeda yang membuat kita
menjadi tertarik akan semua hal kepribadiannya hingga kita menjadi seorang
penguntit (stalker).
Aku sudah lama sekali menjadi seorang jomblo
bahkan hingga sekarang, padahal ada seorang wanita yang aku sukai, mulai dari
SMP, SMA, bahkan di kampus. Namun aku tidak berani menyatakan perasaan ku ini.
Iya, aku merupakan seorang pengecut yang bisa hanya diam, sebut nama dia di
dalam doa, stalker tentangnya, tidak sering menanggapi chattannya, tidak sering
berjumpa dengannya. Tetapi di dalam hatiku selalu meninggikan dia.
Baiklah, akan aku cerita kan kisah tentang
rasa yang diberikannya berbeda. Di mulai pada SMA aku membuat sebuah kriteria
wanita idaman ku, yaitu menggunakan kacamata yang cocok dengan rupa nya, tidak
penting apakah berkulit putih atau pun seperti kulit buah sawo yang penting
kulit nya bersih tidak kurapan, memiliki sifat yang pemalu dan agak polos
sedikit, diusahain yang tau syari`at agama jika tidak itu akan membuatku
kesulitan mengajarinya lagi dari awal, karena syari`at agama itu sangat lah
penting bagi masa depan kita berdua nantinya.
Aku sekolah yang lokasinya jauh dari rumahku,
perjalanan 45 menit hingga 1 jam lebih jika naik angkot dengan ongkos 7rb
hingga 12rb. Di sekolah aku mengikuti sebuah extrakulikuler, saat itu aku
memiliki tujuan memiliki teman banyak, dikenal banyak orang, dan mencari wanita
yang sesuai kriteria ku. Tujuan ku yang ingin dikenal banyak orang ternyata
salah, aku malah menjadi orang dikenal banyak orang karena wajahku mirip dengan
orang-orang china. Oke, itu benar, dan ada juga yang sudah suka padaku namun
aku tidak suka kepadanya, aku tidak mau bermain main dengan hati wanita, sekali
saja membuat ia menangis itu sudah berdosa kata orang pinta tapi ya, haha.
Ternyata aku adalah seorang yang munafik, aku malah menembak dia dan kami pun
jadian. Tamat deh. Haha.
Baru saja masuk SMA, aku memulai percobaan
yang namanya “PACARAN” dari SD aku penasara bagaimana rasanya menjalani sebuah
hubungan yang disebut dengan “PACARAN”. Sebut saja wanita itu dengan nama Nur,
buat yang namanya NUR aku minta maaf, ini hanya perumpamaan saja. Aku dan Nur
ini sudah berteman lama mulai dari madrasah ibtidaiah. Sejak dulu dia really-
really like me, tapi aku baru menembak dia di SMA karena kami bertemu lagi.
“eh
putra, kau tau kenapa kita bisa satu sekolah lagi setelah sekian lama tidak
bersama?”
“mungkin
kebetulan aja kali kita satu sekolah, tapi aku rencana ambil jurusan IPA/Agama
ku harap kita ga sama lagi jurusannya.”
“kau
kok gitu sih sama ku, eh gini-gini aku masih suka loh samamu. Mau ga kita dua
pacaran?”
Mataku langsung melek mendengar kalimat itu,
tak ku sangka dia menembakku kedua kalinya.
“anu,
tak pikir-pikir sek yo.” Ucap aku yang ragu-ragu mengambil keputusan itu.
“hmm,
jangan dipikir nnti kau ga bisa tidur karena memikirkan itu aja.”
Dalam hatiku berkata, “mana mungkin lah
goblok, aku tiap malam mabar bareng online friends ku.” Iya aku pikir-pikir
dulu aja ya mana tau cocok kita bungkus.
Selama
seminggu aku berpikir untuk jawab apa kepadanya, dan finally aku akan
menjawabnya dengan jawaban ya, maukah kau menjadi pacarku?
Kami berdua sering pulang bareng, arah rumah
kami juga satu arah. Pada waktu itu juga aku merasakan betapa enak nya
bergandeng tangan berdua dengan nya, tangan wanita yang begitu lembut. Berjalan
seminggu masa pacaran aku berpikir apakah aku mencintai nya atau tidak,
hubungan kami seperti tidak pacaran. Ngobrol kebanyakan dari hp, jarang
jalan-jalan, tidak seperti pada umum nya lah.
Sebulan kami menjalani hubungan yang seperti
genangan air, begitu tenang namun mudah hancur jika dilewati kendaraan. Sekolah
kami membuat kebijakan baru yaitu, “jika kedapatan siswa/I kita yang pacaran
akan kita tindak tegas seperti DO”. Perkataan kepala sekolah itu membuat ku
berpikir untuk putus hubungan dengan nya.
“dek,
kita putus aja ya dek, takut aku akan keciduk, ntar di DO pulak kita berdua.”
Aku mengatakannya sambil membuang muka yang tidak bermaksud menyakiti perasaan
dia yang begitu menyukai aku.
“lah
kenapa begitu mas, tapi mas bilang kita akan berusaha agar tidak keciduk, tapi
kenapa mas minta putus disaat aku sedang sayang-sayangnya kepada mas.”
“iya
aku pernah berkata seperti itu, tapi rasa khawatir jika ketahuan itulah yang
membuatku berpikir untuk mencari amannya, aku tidak ingin membuat orang tua
kita berdua kecewa dikarenakan perkara kecil seperti ini, udah lah ya dek, jika
kita jodoh mungkin di masa depan nanti akan dipertemukan kembali jika tidak aku
tidak mengapa, sebab…..”
Pacarku
menyela disaat aku masih bicara dengan wajah dibanjiri air mata, “aku kecewa
sama mas, aku jijik, jijik aku liat mas, seperti buaya di shitpost”.
Aku tidak tau lagi harus berbuat apa
kepadanya, sing penting awak wis ra mikir maneh tentang aturan dilarang pacaran
itu. Sekitar empat bulan kemudian, guru mendapati siswa yang sedang berpacaran,
mereka ketahuan karena cowoknya si cewek degil di kelasnya, jadi ketika
diperiksa handphone nya ada sebuah chattingan dengan ceweknya. Jadi mereka
berdua di DO oleh sekolah.
Jiwa-jiwa jomblo gue muncul kembali,
aku sering membuat orang baper tidak bertanggung jawab kepada mereka, haha. Aku
tidak memberanikan diri lagi untuk menembak cewek, takut nanti putus
harapannya, padahal udah berangan-angan tinggi, sangking tinggi nya sekali
jatuh terasa sakit. Sering kali aku akrab dengan cewek yang memakai berkacamata
bahkan hubungan kami melebihi seorang teman biasa, istilah ini sudah ada sejak
tahun 2014 kalau tidak salah yaitu, TTM (teman tapi mesra) dulu ketika aku SMP
ada yang ngajak aku TTM Cuma karena aku terlalu lugu dan dungu aku tidak tau
apa itu TTM, padahal si cewek itu sering nyindir gue. Lha sok tau elu bro.
sorry ges, dia nyindir gue ada tanda tagar (#) nama gue jadi tau gue. Mulai
dari situ aku belajar bahwa dia memberikan rasa yang berbeda bukan sekedar
teman biasa, tapi teman tapi mesranya, bukan sebagai pacar. Disitulah aku tidak
berani mengutarakan isi hatiku, karena menembak dengan kata “aku suka samamu”
akan berbeda dengan kalimat “aku cinta padamu”. Rasa suka akan bisa hilang
dengan begitu cepat namun berbeda dengan kata CINTA, jika kalimat itu uncul di
telingamu maka ia siap mempertahankanmu demi apapun itu, meski buaya vs buaya
dilawan.
Percuma saja jika kita dekat dengan
seorang wanita yang kita sukai hanya dengan melihat paras wajahnya, sadar lah
bro, lu itu bukan seorang psikolog yang bisa membaca orang hanya dengan
melihatnya saja. Jadi gini, sebelum kita menyukai orang, amatilah selama
seminggu hingga tiga minggu paling lama, disitu kita pakai jurus STALKER kita.
Apakah dia baik, adakah dosa-dosanya (kek orang dishalatin aja deh), shalehkah
dia, gimana sifatnya, begitu…
jadi hubungan itu bakalan langgeng. Pacar serasa teman biasa atau teman bisa
berubah jadi TTM serasa seperti pasangannya? Tentu saja aku pilih keduanya
dong, haha. Apalagi jika temen mu, kau kodein seperti ini.
“eh,
kau tidak malam mingguan sama doi mu?”
“doi?
Mana boleh pacaran, dilarang itu yang namanya pacaran.”
Ajab
kau dah, haha. Tapi malah si cewek itu pulak yang pacaran sama orang, bukannya
samamu yang mendengarkan kata-kata dari dia yang “tidak boleh loh yang namanya
pacaran itu haram.”
Hmmm,
kalau begitu aku lebih baik jadi teman baikmu saja deh, biar bisa seperti
biasanya.
___________________________________________________________________________
Komentar
Posting Komentar